Di Indonesia sejak tahun 1999 telah terjadi peningkatan jumlah ODHA pada kelompok orang berperilaku resiko tinggi tertular HIV, yaitu pada pekerja seksual (PS), pengguna NAPZA suntikan (penasun) dan diikuti peningkatan pada kelompok seks lelaki berhubungan seks lelaki (LSL/MSM) dan perempuan berisiko rendah.
Tak hanya PS, Penasun dan Ibu Rumah Tangga, Virus itu juga mulai merebak dikalangan remaja dengan jumlah kematian HIV AIDS dikalangan remaja di seluruh dunia meningkat. Data yang dirilis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) November 2013, jumlah remaja yang terinfeksi HIV menunjukkan lebih dari 2.000.000 remaja berumur 10-19 tahun hidup dengan HIV yang trendnya mengkhawatirkan.
1) Apakah HIV AIDS itu ??
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyebabkan AIDS (Aquired Immuno Deficiency Syndrome). Virus yang menyerang dan menghancurkan sel kekebalan tubuh, sel darah putih (CD4) sehingga tubuh tidak mampu melawan infeksi.
AIDS (Aquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah suatu kumpulan berkurangnya kemampuan pertahanan diri yang disebabkan oleh masuknya virus HIV dalam tubuh seseorang. ODHA adalah orang yang telah terinfeksi virus HIV.
2) Siapa Saja yang Dapat Mengidap HIV AIDS ?
Setiap orang, laki-laki atau perempuan, tua maupun muda, dari Negara manapun juga, agama manapun juga dapat mengidap HIV dan AIDS tidak terbatas pada sekelompok orang, Jenis kelamin atau jabatan tertentu. Orang yang terinfeksi oleh virus ini tidak dapat mengatasi serbuan infeksi penyakit lain karena system kekebalan tubuhnya terus-menerus menurun atau hilangnya daya tahan tubuh sehingga mudah terjangkit penyakit infeksi. Penderita seiring dengan perkembangan HIVnya akan masuk ke dalam stadium AIDS, dimana system imunnya telah mengalami kerusakan parah.
3) Apa sih Gejala-gejala HIV AIDS?
Seseorang yang terkena virus HIV, pada awal infeksi tidak mengalami gejala apapun. Sebagian lagi mengalami gejala mirip flu dalam satu/ dua bulan setelah virus masuk ke dalam tubuh tergantung daya tahan tubuh seseorang dan ia bisa tetap sehat dalam beberapa tahun.
Gejala yang lainnya seperti demam, sakit kepala, nyeri otot, ruam, sakit tenggorokan, pembesaran kelenjar getah bening pada leher, nyeri sendi, menggigil, dan sariawan.
Bila seseorang yang terinfeksi HIV tidak mendapatkan pengobatan (ARV) HIV ini bisa berkembang menjadi AIDS dalam kurun waktu 7-10 tahun yang akan datang. Pada saat AIDS berkembang, system kekebalan tubuh telah rusak parah, membuat seseorang rentan terhadap infeksi. Gejala AIDS biasanya muncul bila orang terinfeksi memiliki CD4 < 200 sel. Sehingga mudah terserang bakteri, virus, jamur, parasit, maupun organisme lainnya. Kondisi ini disebut infeksi oportunistik: TB Paru, diare kronis, sesak napas (Pneumonia/PCP), Jamur di mulut (Candidiasis Oral), nyeri menelan (Candidiasis Oesopagus), sakit kepala (Toxoplasma Cerebrall).
4) Bagaimana Cara Penularan HIV AIDS ?
Penularannya dapat melalui berbagai cara, diantaranya:
HIV AIDS tidak menular melalui hubungan sosial seperti berjabat tangan, bersentuhan, berpelukan, berciuman biasa, penggunaan peralatan makanan dan minuman, gigitan nyamuk, berenang di kolam renang umum atau penggunaan toilet bersama.
5) Bagaimana sih Pencegahan HIV AIDS?
Pencegahan penularan HIV AIDS, diantaranya:
Seks bebas di usia remaja/ anak dibawah umur rentan terhadap penyakit kutil kelamin, herpes, HIV AIDS. Seks bebas yang terjadi pada kalangan remaja adalah masalah sosial yang sudah mengglobal saat ini. Para ahli menganggap bahwa dorongan seks manusia adalah warisan biologis, namun demikian beberapa diantara remaja menyalahgunakan dorongan seks dengan seks bebas, yang mana seks bebas rentan terhadap infeksi HIV.
Tidak mengkonsumsi narkoba khususnya narkoba suntik. Karena jika satu jarum dipakai bersama-sama dan diantara pemakai ada yang terinfeksi HIV, jarum tersebut dapat menjadi media penularan virus HIV.
Jarum tato, pisau cukur, merupakan alat yang dapat terpapar langsung dengan darah orang yang terinfeksi HIV jika penggunaan alat tersebut dipakai bersamaan (bergantian).
Pertambahan jumlah pelaku LGBT di Indonesia terus mengalami peningkatan. Tahun 2009 s/d 2012 meningkat 37% yang juga diikuti dengan peningkatan akses internet pornografi dan narkoba.
Selain faktor biologis pengaruh lingkungan terdekat terutama keluarga, teman bermain, kekerasan seks, paparan konten pornografi dan narkoba disinyalir kuat menjadi pemicu praktek LGBT. Apalagi remaja memiliki sifat keingintahuan yang tinggi akan sesuatu, berani berbuat, dan kurang memikirkan akibatnya.
Keluarga mempunyai peran penting dalam memerangi dan mencegah HIV AIDS. Salah satunya melalui pendidikan seks untuk remaja. Mengajarkan masalah seks pada anak-anak memang tidaklah mudah. Jika salah paham bisa-bisa anak malah takut, bukannya mengerti bahkan salah mengerti. Pendidikan seks lebih terfokus bagaimana mereka mengenal dirinya, mempunyai konsep diri yang positif, dan mengajarkan mereka saat memasuki pubertas, seperti berubahnya bentuk tubuh, dan organ vital mereka. Misalnya menstruasi pada anak perempuan dan mimpi basah pada anak laki-laki. Jika sang anak mendapat pendidikan seks yang baik dan benar dari orang tua, bukan tidak mungkin seks bebas di kalangan remaja bisa diatasi dan tingkat penderita HIV/ AIDS bisa dikurangi.
Selain pendidikan seks juga diimbangi dengan bimbingan pergaulan baik di rumah maupun di luar rumah. Orang tua juga harus dapat memfilter tayangan televisi untuk anaknya sesuai usia anak. Peranan agama dan keluarga pun memiliki peran penting dalam pendekatan masalah HIV AIDS. Karena pendidikan agama dinilai memiliki peran strategis untuk membantu dan mencegah HIV AIDS.
6) Apakah Remaja Harus Peduli/ Memahami Bahaya HIV AIDS? Apakah Remaja Mengupdate Isu-isu Seputar HIV AIDS?
HIV AIDS termasuk salah satu masalah yang harus segera ditindaklanjuti agar remaja tidak menjadi korban penderita. Untuk mengantisipasi penularannya remaja harus memahami apa itu HIV, dan mengupdate isu-isu seputar HIV AIDS. Dengan remaja memahami apa itu HIV AIDS dan mengupdate isu-isu HIV AIDS, maka remaja akan menghindari seks bebas, narkoba jarum suntik, dan tidak akan mendiskriminasi penderita HIV AIDS (zero discrimination).
Remaja adalah generasi penerus bangsa objek dan subjek pembangunan, cikal bakal terbentuknya keluarga baru yang bakal tumbuh dan berkembang menjadi penduduk baru, karenanya remaja menjadi perhatian bersama dalam mengalami kehidupan di masa kini serta persiapan kehidupan berumah tangga di masa yang akan datang.
“REMAJA JAGA DIRIMU & SEBAYAMU DARI BAHAYA NAPZA, SEKS BEBAS, dan HIV AIDS.”
Berita Terkait :
Tidak Ada Komentar |
GAWAT DARURAT 24 JAM | |
0251-8240736 |
OPERATOR | |
0251-8240797 |
SMS GATEWAY | |
081111113622 (SPGDT) |