Aih lucunya anak itu... ungkapan ini sering dilontarkan apabila kita melihat anak yang gemuk (obes) bagi sebagian orang anak yang obes tampak seperti anak yang sehat dan menggemaskan, tapi tahukah anda bahwa obesitas atau kelebihan berat badan itu tidak baik? Hendaknya kita berhati-hati dan dapat membedakan apakah seorang anak gemuk atau mengalami obesitas. Obesitas merupakan suatu keadaan yang ditandai oleh penimbunan jaringan lemak secara berlebihan. Untuk menentukan seorang anak mengalami obesitas atau tidak dilakukan dengan mengukur Indeks masa tubuh (IMT). Seorang anak diakatakan obesitas bila IMT diatas persentil 95 pada kurva CDC 2000. Untuk menentukan IMT diukur Berat Badan dibagi kuadrat tinggi badan. Selain pengukuran diatas secara sekilas kita bisa mengenali anak obesitas dengan memperhatikan mukanya yang bulat, dagu rangkap, leher relatif pendek dan perut yang membuncit.
Angka kejadian Overweight dan obesitas meningkat dari 4,2% pada tahun 1990 menjadi 6,7% pada tahun 2010. Kecenderungan ini diperkirakan akan menjadi 9,1% pada tahun 2020.
Kenapa anak yang mengalami obesitas ini harus kita tangani sedini mungkin, karena dampaknya dapat mempengaruhi hampir setiap organ didalam tubuh, seperti mengorok pada saat tidur, pelemakan hati, penyakit jantung dan pembuluh darah, penyakit diabetes, kecenderungan untuk asma dan lain-lain, disamping juga anak yang mengalami obesitas dikhawatirkan akan mendapatkan masalah sosial dan psikologis.
Cara mencegah anak agar tidka mengalami obesitas adalah mengindari hal-hal yang menjadi penyebabnya. Bagi orang tua yang anaknya sudah terlanjur menderita obesitas maka hendaknya tidak memaksakan diet ketat karena hal ini dapat mengganggu pertumbuhan dan kesehatannya. Sebagai langkah awal yang dilakukan adalah menumbuhkan motivasi anak untuk menurunkan berat badannya.
Prinsip tatalaksana obesitas pada anak yaitu dengan menerapkan pola makan yang benar, aktifitas fisik yang benar dan modifikasi perilaku dengan orang tua sebagai panutan. Sulitnya tatalaksana obesitas menyebabkan pencegahan menjadi prioritas utama.
Menerapkan pola makan yang benar dilakukan dengan metode food rules, yaitu makan besar 3x camilan dua kali/hari terjadwal (camilan terutama buah segar)dan tidak memaksa anak untuk mengkonsumsi makanan tertentu. Makan bersama di meja. Memperhatikan makanan yang akan diberikan, jangan memberikan fast food, minuman ringan dan makanan kemasan. Perbanyak konsumsi buah dan sayur, susu masih bisa diberikan dalam porsi yang sesuai dan tidak berlebihan.
Melakukan aktifitas fisik yang benar disesuaikan dengan tingkat perkembangan motorik, kemampuan fisis dan umurnya. Latihan fisis dianjurkan 3x seminggu dengan durasi 45-60 menit. Batasi kegiatan menonton TV, Video Game dan komputer, maksimal 2 jam perhari.
Modifikasi perilaku dilakukan dengan perubahan perilaku yang memerlukan peran orang tua sebagai komponen interfensi, dilakukan dengan mengubah perilaku makan seperti mengontrol porsi dan jenis makan.
Pencegahan timbulnya gizi lebih dan obesitas terdiri dari 3 tahap:
1. Pencegahan primer, dengan menerapkan pola makan dan menerapkan aktifitas fisis yangb benar sejak bayi
2. Pencegahan sekunder dengan mendeteksi early adipasity rebound.
3. Pencegahan tersier dengan mencegah terjadinya komorbiditas.
4.
OBESITAS PADA ANAK
Berita Terkait :
Tidak Ada Komentar |
GAWAT DARURAT 24 JAM | |
0251-8240736 |
OPERATOR | |
0251-8240797 |
SMS GATEWAY | |
081111113622 (SPGDT) |