Coklat adalah makanan semua usia, laki laki maupun perempuan, tua maupun muda.Jenis coklat pun bermacam-macam, ada dark cocholate, milk chocolate, maupun colour chocolate. Apalagi jika kita ke supermarket ada banyak macam namanya.Biasanya ini terjadi karena produk produk tersebut menggunakan nama dagangnya masing-masing, baik berupa merek maupun nama sesuai aplikasi atau penggunaannya, misalnya, chocolate coating, masterbaker, coklat pasta dan sebagainya. Jadi, jangan bingung, dalam artikel ini akan dijelaskan jenis coklat berdasarkan bahan baku pembuatannya.
Secara garis besar ada 2 jenis coklat yaitu real chocolate dan compound chocolate. Perbedaan keduanya adalah pada penggunaan lemaknya, dimana masyarakat bisa mengetahuinya dari komposisi bahan yang ada pada label produk. Jika produk itu menggunakan cocoa butter atau lemak kakao maka produk tersebut adalah real chocolate. Sementara itu, jika produk itu menggunakan lemak selain lemak kakao sebagai pengganti maka produk tersebut termasuk compound chocolate, biasanya ditulis sebagai lemak nabati atau vegetable fat pada label komposisi bahan.
Baik real chocolate maupun compound chocolate dibedakan lagi menjadi dark chocolate atau coklat hitam, milk chocolate atau coklat susu dan colored chocolate atau coklat warna warni (warna putih, warna merah muda, dan lain lain). Khusus untuk compound chocolate, penamaan produk dapat atau biasa diambil dari aplikasi produk yang bersangkutan, misalnya untuk coating, untuk baking, untuk olesan dan sebagainya.
Nah, coklat diatas adalah penggunaan bahan kakao untuk makanan. Selain untuk makanan, kakao dapat digunakan pula untuk bahan minuman. Kakao sebagai bahan minuman ini sudah dilakukan orang suku Aztec sejak abad 14. Pada jaman itu, minuman kakao sudah digunakan untuk obat berbagai gangguan kesehatan terutama obat sakit perut. Namun, minuman coklat jaman dulu dengan jaman sekarang tentu berbeda. Rasa minuman coklat jaman dulu cenderung pahit pedas, sementara minuman coklat saat ini cenderung manis.
Dalam perkembangan Indonesia saat ini, dengan perubahan cuaca yang ekstrim, polusi udara perkotaan yang semakin meningkat, dan beberapa bencana kabut asap di beberapa daerah menyebabkan gangguan kesehatan seperti batuk, banyak sekali ditemui. Kabar gembira untuk kondisi ini adalah bahwa coklat dapat juga digunakan sebagai pereda batuk. Telah diketahui dari suatu riset, ternyata coklat dapat meredakan gejala batuk, meski bukan menyembuhkan. Dengan demikian, akan menjadi kegiatan yang menyenangkan bukan, jika batuk kita dapat meredakannya dengan makan atau minum coklat.
Coklat, baik secara riset maupun secara historis, sering digunakan untuk obat yang dapat meredakan batuk. Riset di Amerika, dengan 300 orang penderita batuk kronis, menyimpulkan bahwa dengan konsumsi coklat mampu meredakan gejala batuk tapi bukan menyembuhkan. Ini terindikasi dari adanya gejala batuk terulang kembali begitu perlakuan riset dihentikan. Penelitian ini menggunakan 1000 mg theobromine pada coklat selama 14 hari. Dari hasil perlakuan pada 300 pasien tersebut, 60% diantaranya merasa batuknya reda selama menjalani perlakuan riset.
Seperti diketahui bahwa dalam dark chocolate tanpa pemanis ditemukan sekitar 450 mg theobromine setiap 100 gram, dark chocolate dengan pemanis ditemukan theobromine 150 mg setiap 100 gram dan 60 mg theobromine pada 100 gram milk chocolate. Sehingga untuk mendapatkan 1000 mg theobromine setiap harinya, orang dapat makan coklat sekitar 2 batang, dengan berat setiap batang coklat sekitar 100 gram.
Meskipun demikian, penyebab batuk yang biasanya dapat berupa bakteri atau virus harus tetap diobati. Sementara itu, makanan atau minuman coklat mampu mengurangi penderitaan pasien karena batuktheobromine, senyawa yang ditemukan pada kakao, dapat mengurangi batuk dengan mempengaruhi ujung saraf sensorik dari saraf vagus yang berjalan melalui saluran udara di paru-paru (Chan, 2012). Dengan kata lain, coklat mampu menenangkan syaraf yang merangsang orang untuk batuk batuk.
Dari ulasan diatas, perlu disampaikan beberapa hal yang penting harus disampaikan kepada masyarakat, yaitu hal-hal sebagai berikut :
Pertama. Jika kita ingin makan coklat untuk kesehatan, pilihlah coklat yang memiliki kandungan kokoa (cocoa content) yang besar, misalnya cocoa content 70% atau 85%. Makin besar cocoa content makin bagus untuk kesehatan. Biasanya cocoa content ini sudah tercantum pada label produk.
Kedua. Perhatikan jenis coklat yang sesuai dengan tujuan penggunaannya. Perlu diketahui bahwa jika kita melihat produk coklat di supermarket misalnya, lalu teringat pada suatu artikel kesehatan yang menyampaikan bahwa coklat bagus untuk kesehatan, bukan berarti produk coklat yang kita temukan di supermarket tadi sesuai dengan produk coklat yang dimaksud pada artikel kesehatan yang dibaca.
Ketiga. Bahan pangan baik itu makanan atau minuman bukan obat karena tidak memiliki dosis, kecuali bahan ekstrak dan telah diketahui kandungan per capsul dan dosis minumnya. Makanan atau minuman pada umumnya lebih mampu bekerja mendukung kesehatan.
Keempat. Untuk para produsen minuman coklat akan lebih baik jika dapat melakukan analisis kandungan theobromine, dan mencantumkannya pada kemasan. Seperti diketahui diatas, zat yang mampu meredakan gejala batuk pada coklat adalah theobromine. Sementara dari produk makanan telah ada riset yang mengukur kandungan theobromine, sedangkan dari produk minuman belum ada karena ada bermacam macam resep minuman coklat. Informasi mengenai kandungan theobromine pada produk minuman coklat akan cukup bermanfaat bagi mereka penderita batuk dan ingin menjadikan minuman coklat sebagai pereda batuknya
Berita Terkait :
Tidak Ada Komentar |
GAWAT DARURAT 24 JAM | |
0251-8240736 |
OPERATOR | |
0251-8240797 |
SMS GATEWAY | |
081111113622 (SPGDT) |