Mengobati bipolar disorder ternyata bisa dilakukan dengan berbagai hal. Beberapa penderita bipolar disorder bahkan menemukan caranya sendiri dalam mengatasi masalahnya tersebut. Tentu saja hal ini seharusnya menjadi bahan pemasukan bagi para kalangan periset, akedemis, psikater atau siapapun yang berkecimpung dalam bidan ini.
Pengobatan berikut yang akan dijelaskan merupakan murni dari pengalaman penderita. Sebagian didapatkan didapatkan dari cerita di dunia maya dan sebagian lagi langsung dengan pribadi-pribadinya.
Mendapatkan Kebahagiaan di Luar Lingkar Dunia
Salah seorang penderita bipolar disorder pernah mengungkapkan bagaimana ia mengatasi masalah bipolar disorder. Bipolar disorder yang dideritanya kombinasi dengan borderline. Lalu bagaimana ia menyembuhkan bipolar disorder yang dideritanya? Berikut ini penjelasannya berdasarkan pengalaman beliau.
Penderitaan karena bipolar disorder sangat menyiksa karena letak penyakitnya tidak terlihat. Bukan pada kaki, tangan, atau anggota tubuh lainnya. Namun pada pikiran dan perasaan yang tentu saja tidak terlihat oleh mata.
Gangguan bipolar disorder membuatnya selalu under-achievment. Ia merasa seharusnya ia sudah banyak mendapatkan pencapaian-pencapaian dalam hidupnya. Dari masa kanak-kanak hingga masa kuliah berbagai prestasi akademik di raihnya.
Ia termasuk siswa yang pandai sehingga pada masa-masa tertentu mengalami kejenuhan saat belajar. Bukan karena apa-apa melainkan karena ia sudah memahami materi-materi yang disampaikan. Ia juga selalu merasa lebih miskin. Minder. Antisosial. Menarik diri dari lingkungan. Tetapi ia juga menjadi tempat curhat teman-temannya.
Masa-masa buruk membuatnya kehilangan arah. Ia tidak tahu "akan ke mana?" dan "siapa dirinya." Hingga ketika ia benar-benar berada di titik nadir; ketika masa depan terlihat suram, langit seolah tak memiliki cahaya, dan hari-harinya hanya dipenuhi keputusasaan, ia berdiri di malam hari sembahyang menghadap Tuhan.
Bukan berdoa meminta sesuatu. Ia hanya melakukan itu karena merasa tidak lagi sanggup merawat dirinya sendiri. Jangan mengendalikan hal besar, bahkan yang kecilpun ia merasa tak sanggup. Ia mencurahkan segala bebannya; menceritakan semua masalahnya, menumpahkan semua perasaannya, dan mengakui segala kelemahannya.
Kepandaian itu, prestasi-prestasi yang pernah dicapai, dan segala sesuatu yang dianggapnya sebagai kekuatan sama sekali tidak dapat mengarahkan dirinya dalam kehidupan yang lebih baik. Itulah sebabnya, ia kemudian berpasrah diri, membiarkan kekuatan dirinya tersedot dalam keintiman di dalam sholat.
Keadaan yang dapat dibilang sublim itu membawa kebahagiaan tak terhingga dalam dirinya. Endapan kebahagiaan inilah (atau lebih tepatnya ketentraman,) yang membuatnya lepas dari penderitaan akibat gangguan bipolar disorder. Kebahagiaan itu sama sekali tidak berhubungan dengan berbagai hal yang ada di dunia ini. Sebuah kebahagiaan yang hanya dirasakan oleh orang-orang yang memasuki kekhusu'-an di dalam ibadah.
Mendekatkan diri pada Sang Pencipta dan mematangkan kondisi spiritual merupakan cara mengobatai gangguan bipolar yang sangat efektif.
Olahraga Berat dapat Mengobati Bipolar Disorder
Cara lain mengobati gangguan bipolar disorder adalah dengan melakukan olahraga berat. Dalam arti si penderita mengucurkan keringat. Ada banyak olahraga yang bisa menguras tenaga, namun yang terbaik adalah olahraga yang melibatkan banyak orang.
Misalnya saja bola volley, sepak bola, dan olahraga grup lainnya. Badminton bisa dimasukan dalam kategori ini. Tujuannya dari olahraga dengan melibatkan banyak orang ialah agar terbangun komunikasi sosial dengan orang lain.
Sebagaimana diketahui, salah satu masalah yang biasa dihadapi oleh para penyandang penyakit psikis adalah fungsi sosial yang kurang baik.
Selain mengeluarkan berbagai racun melalui keringat, olahraga dapat membuang sisa-sia emosi tidak baik dalam tubuh. Sehingga pikiran kembali menjadi fresh atau bugar.
Sebagaimana diungkapkan Nanang, penderita major depression, olah raga rutin membuat emosinya tertata. Hal ini sangat membantu dalam menjalani pekerjaan maupun aktivitas lainnya.
Olahraga Dapat Mengalihkan Fokus Pikiran
Olahraga berat yang dilakukan dapat membutuhkan banyak tenaga. Oleh karena itu, tenaga yang biasanya digunakan oleh pikiran (yang biasanya negatif) dapat teralihkan untuk fisik.
Penderita bipolar disorder menyerap energi sangat besar untuk proses berpikirnya. Demikian pula dengan borderline dan penderita lainnya. Itulah mengapa mereka membutuhkan olahraga berat. Karena olahraga yang ringan belum cukup untuk "menarik" tenaga dari otak dan menyebarkannya ke tubuh.
Tarjum Samad, dalam blog yang diasuhnya (www.curhatkita.blogspot.com) mengatakan bahwa olahraga merupakan kunci penting dalam proses penyembuhan gangguan bipolar disorder yang dideritanya.
Ia menceritakan bahwa ia berolahraga (volley) dengan latihan sangat keras. Sampai-sampai mengalami muntah-muntah. Melakukan olahraga hingga batas yang bisa dicapai oleh tubuh membuat berbagai gumpalan emosi dan pikiran terurai. Proses selanjutnya adalah berkurangnya gumpalan emosi hingga secara psikis lebih sehat.
Berita Terkait :
Tidak Ada Komentar |
GAWAT DARURAT 24 JAM | |
0251-8240736 |
OPERATOR | |
0251-8240797 |
SMS GATEWAY | |
081111113622 (SPGDT) |