Muhamad Reza Sulaiman - detikHealth
Jakarta - Skill entrepreneurship dibutuhkan tidak hanya oleh orang dewasa, namun juga anak-anak. Pakar mengatakan skill entrepreneurship bisa diajarkan pada anak bahkan sejak dini.
"Skill entrepreneurship ini dibutuhkan supaya anak bisa memecahkan masalah, sebelum nantinya menjadi entrepreneur sejati ketika dewasa," tutur Ratih Zulhaqqi, psikolog anak RaQQi - Human Development & Learning Centre, dalam acara Kompakers Depok x Medina, di Resto Ayam Tulang Lunak Hayam Wuruk, Jl Margonda Raya, Depok.
Ratih pun menjelaskan ada 8 sifat yang bisa dilatih untuk mengembangkan skill entrepreneurship anak. Apa saja? Berikut paparan bagian pertama:
1. Tahan banting
Ratih mengatakan anak harus dilatih untuk bermental kuat dan tahan banting. Caranya, dengan membiarkan anak mengenal emosi dan membiarkannya mengekspresikan emosi tersebut.
"Sangat perlu menanyakan bagaimana perasaan anak, sehingga dia kenal dengan berbagai macam emosi dan perasaan. Ketika sudah mengenal, biarkan ia mengekspresikan emosinya, jangan dilarang atau ditahan," tutur psikolog yang aktif di Twitter dengan akun @ratihyepe ini.
2. Kreatif dan inovatif
Kreativitas dan inovasi merupakan dua sifat penting dalam penanaman skill entrepreneurship. Nah, bermain merupakan cara paling baik bagi anak-anak untuk mengembangkan kreativitas sekaligus membiarkannya berinovasi.
"Tapi bukan main gadget ya, itu nggak termasuk hitungan bermain. Bermain bersama orang tua, main peran jadi dokter-dokteran atau guru misalnya, itu yang bisa melatih kreativitas berpikir," tambahnya lagi.
3. Independen
Anak yang sudah berusia di atas 5 tahun dikatakan Ratih sudah harus mulai diajarkan independensi sehingga tidak terlalu bergantung pada orang tua. Cara melatihnya adalah dengan mengerjakan apa yang bisa ia lakukan sendiri tanpa dibantu orang tua.
"Misalnya anak sudah bisa jalan dan menggenggam dengan kuat. Nah itu bisa diajarkan makan sendiri. Makannya berantakan? Ya nggak apa-apa. Kalau nggak berantakan berarti anak tidak belajar dong" ungkap Ratih
4. Rasa ingin tahu
Agar anak memiliki kemampuan memecahkan masalah yang baik, tentunya rasa ingin tahunya juga harus diasah. Menurut Ratih, mengasah rasa ingin tahu anak bisa dilakukan dengan beragam permainan.
"Misalnya pada anak usia 2-3 tahun, itu paling baik sensory play. Main dengan slime, dia jadi tahu kalau ini tuh rasanya begini ya, ada warnanya ya, tanganku kok jadi lengket begini dan seterusnya," paparnya
5. Percaya diri
Anak dengan mental yang kuat harus memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Nah, peran orang tua di sini adalah menumbuhkan rasa percaya diri pada anak, dengan memberikannya kepercayaan mengambil keputusan.
"Misalnya pakai baju apa untuk pergi atau sepatu warna apa. Biarkan anak membuat keputusan untuk dirinya sendiri, ini yang akan melatihnya percaya diri," tuturnya.
6. Empati
Empati bukan sifat bawaan lahir. Ratih mengatakan empati harus dilatih kepada anak dengan cara dicontohkan oleh orang tua.
"Contoh paling baik adalah dengan mengajarkan anak berbagai. Orang tua mencontohkan sembari memberi alasan, 'tetangga sebelah sedang sakit dan orang tuanya sedang pergi, yuk kita bagi makanan kita,' seperti itu," paparnya.
7. Optimis
Sifat optimis penting dimiliki karena melatih anak untuk melihat sisi positif dari segala sesuatu. Dengan begitu, anak tidak tumbuh menjadi seseorang yang gemar mengeluh.
"Kalau gagal, coba lagi, Gagal, coba lagi. Tapi harus diingat, yang menentukan target suatu pencapaian itu anaknya ya, bukan orang tuanya," tandasnya
8. Berbagi
Kemampuan untuk bisa berbagi kepada orang lain berhubungan erat dengan kematangan emosional. Berbagi juga mengajarkan anak untuk peduli dengan cara yang tepat.
"Misalnya dengan mencontohkan berbagi makanan kepada pengemis. Itu lebih baik daripada memberi uang, karena memberi makanan akan lebih bermanfaat," tutupnya.
Berita Terkait :
Tidak Ada Komentar |
GAWAT DARURAT 24 JAM | |
0251-8240736 |
OPERATOR | |
0251-8240797 |
SMS GATEWAY | |
081111113622 (SPGDT) |